Selasa, 08 Juli 2014

a fiction to read : a Harry Potter fiction 'Bukan Terpaksa

By @chynsetyo

Neville L/Hannah A

These was no Wizard.
..

Bukan terpaksa.

Saat ia dialtair bersama anak muda Longbottom. Menunggu wajah yang berkeringat dingin disebrangnya itu menggapai lengannya. Menjemputnya dari tumpuan.

Bukan terpaksa.

Ia bersama Longbottom. Ia tak merasa, bahkan tak pernah merasa berat menghapus nama Abbot dan mengklaim dirinya sebagai Longbottom.

Ia rela sejujurnya.

Masih terpapar jelas malam pertama mereka dan simuda Longbottom bertanya. "Apakah kau terpaksa?"

Awalnya ia bingung apa maksud perkataan lelaki yang sering kehilangan percaya dirinya. Ia masih hapal pula, bagaimana ia tertawa hambar sebagai jawaban awal. "Mana mungkin, Neville. Kau pikir pernikahan hal main - main yang membuatku sebegitu tololnya beranggapan menyerahkan hidupku pada anak bego?"

Neville cukup tersinggung dengan perkataannya, namun ia terlalu canggung untuk menampiknya. "Maksudmu?"

"Aku bukan seperti Ginny yang menerima ajakan pesta dansamu sebagai tanda kasihan. Aku serius."

Memang memiliki pasangan hidup seperti Neville adalah prakara sulit, namun sisi uniknya lebih mendominasi. Terbukti dengan itu, ia yang memulai dan merangsang Neville. Ia yang kali pertama mengecup Neville dan membuat simuda Longbottom membalas.

Ia terkekeh mengingat itu, namun saat ini berbeda. Hidupnya terasa hampa. Dengan umurnya yang mencapai delapan puluh sembilan, dan pekan depan ia menggenap sembilan puluh. Biasanya, Neville Longbottom akan disampingnya. Duduk bersamanya dihalaman belakang, sesekali mengunjungi kebun atas madam Crocklin. Tapi, sekarang berbeda. Neville pergi meninggalkannya tanpa peneman. Neville tersayangnya telah berhembus jauh. 

Ulunya nyeri ketika menikam timang bahwa ia mengalami kemandulan. Segala persiapan untuk anak mereka kelak hanyalah bualan belaka. Mungkin ia yang paling terpuruk saat itu. Namun, tak bisa digelakan juga bahwa Neville ikut runduk.

"Kau masih bersamaku. Ya, masih bersamaku." Neville menenangkannya saat itu. Lalu ia bahkan tidak canggung mengecupbibir dan ceruk lehernya singkat. 

Mungkin saat itu ialah yang paling egois. Ia diamkan Neville selama beberapa hari. Bahkan ia tak peduli dengan kondisinya. Namun, saat ia lihat Neville kembali kerumah dengan perangai yang buruk, ia meluluh. Dan ia sadar. Beberapa pekan kedepannya, Nevillenya hilang.

Lagi, lagi ia menyesak. Matanya bergelinang. Tiap kali itu, ia tak kuat menyaksikan pejalan yang lewat memandangnya simpati. Seolah ialah yang paling menyedihkan diantara mereka. Ia tak terima itu. Ia marah. 

Saat ini pikirannya jauh keselubung perih. Nevillenya dulu yang berjanji akan menjunjungnya sampai keseluk beluk samudra sekalipun. Ia tertawa riang saat itu, walau usia mereka yang mencapai kepala tiga itu membuat Neville terkesan kekanakan.

Nevillenya dulu. Sangat dulu. Ia tak pernah melihat Neville Longbottom, pada awalnya. Namun, kelulusan mereka dari Cambridge membuatnya sadar Neville pun kesepian. Orang tuanya yang gila dan bahkan tak mengenalinya, nenek protektifnya yang ia ingat, bahwa telah meninggalkan Neville seutuhnya. Memang awalnya terbesit ia ingin menikah dengan simuda Longbottom hanya sebagai tanda kasihan. Tapi, ia sadar bahwa memang hatinya menggetar bersama Neville. Itu hal paling menyenangkan kali pertama ia mendengar Neville melamarnya walaupun dengan ia yang terus memancarkan kode. 

Anggap Megan Jones orang paling memilukan didunia, saat ia pertama menyurahkan prakara melamar Neville kepada teman dekatnya itu. "Menikah dengan Longbottom hal paling menyedihkan didunia."

Ia ingat saat itu ia langsung menyindir Megan Jones dan mendiaminya beberapa saat. Hanya karena Neville? "Menikah dengannya hal paling kuinginkan dari apapun didunia ini."

Sekali lagi ia menyerukan, bukan terpaksa.

Bukan terpaksa.

Bukan terpaksa.

Neville memiliki hatinya. Ia memiliki Neville lebih dari siapapun. Sudah tak ada lagi Neville yang harus dikasihaninya, hanya Neville yang harus dicintainya. Bahkan jika sampai Neville tiada, ia pergi, dunia luluh akan kisah mereka sekalipun.

Tak ada.

Karena menikah dan membagi hidup bersama Neville bukanlah hal yang harus dipaksakan.

...................................................................................................................................................Fin

Teringat film "UP". Dan akhirnya jadilah drabble singkat ini. Maaf jika kurang memuaskan. Harap menikmati, dan harap menyamankan untuk semua pembaca yang khususnya pencinta Neville/Hannah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar