Wanita di luar rumah,
Bergamang ria di tengah rimba
Tak satupun yang bersapa ramah,
Hanya jika saja sialnya dapatkan terkaman parah
Karena ketika wanita berjalan pasrah,
Segalanya terbang tak menentu arah
Bahkan jiwa - jiwa takkan bersuara
Anak kecil di tengah ledakan,
Mereka menangis mencari penerangan
Seluruhnya kabur bersamaan
Hilang, tenggelam pasang dari makhluk jahanam
Ketika mereka menangis dan berteriak kencang - kencang
Tak ada satupun yang mampu mendengarkan
Karenanya seluruhnya dalam pengeksekusian
Tanah - tanah tertelan bara yang tak padam
Kalut bergelut di tengah kegelisahan
Mereka serasa mati di atas awan,
Hidup di antara reruntuhan
Mereka pewakil atas tekad yang matang
Kala mata dunia menjadi satu tujuan,
Mereka kembali menangis kencang - kencang
Tapi waktu menentukan siapa yang datang,
Dunia bergoncang, menyisakan saksi kepedihan
Merekalah korban - korban, atas segala pembelaan
Padang ranjau bukan lagi siksaan
Mesiu, timah panas bukan lagi jadi tembakan
Mereka sudah tahan, lebih dari godaan
Jika saja tak ada yang memerhatikan,
Baru kala itu rasa pedih menerjang,
Pertanyaannya dibenak saling bersilang
Kemana sebuah keadilan?
Di mana raja kebangsaan?
Apa yang mampu jadi pembalasan?
Siapa yang berani menggantikan?
Mereka berjuang, di tengah gulita malam
Namun satu perkara yang jadi harapan,
'Yang menyerang, akan dapat balasan'.
For Gaza-Palestine.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar